Memahami Tasawuf, Tarekat dan Organisasi Tarekat

Posted by: Kang Diens 30-Des-2024 Tidak ada komentar


Oleh: Hamdan Suhaemi

Ada yang bertanya apa itu tasawuf, apa itu tarekat, lalu belakangan ada timbul pertanyaan kenapa ada organisasi tarekat, apa guna dan manfaatnya?.

Secara etimologi tasawuf bisa dijelaskan secara sederhana yaitu berasal dari akar kata ” shuf ” artinya baju wol, atau dari kata “shafa ” artinya kesucian, dan dari kata ” shaf ” artinya barisan, hingga saat Rosulullah S.a.w masih hidup ada beberapa sahabatnya yang tinggal menetap di serambi masjid Nabawi, mereka disebut ahli shuffah.

Sedangkan secara terminologi, arti tasawuf dijelaskan oleh Imam al-Jurjani dalam kitabnya al-Tarifat.

تصفية القلب عن موافقة البرية و مفارقة الاخلاق الطبعية و اخماد صفات البشرية و مجانبة الدعاوى النفسانية و منازلة الصفات الروحانية والتعلق بعلوم الحقيقة واستعمال ما هو اولى على السرمدية والنصح لجميع الامة والوفاء لله تعالى على الحقيقة واتباع رسوله صلى الله عليه وسلم في الشريعة

Artinya : Mensucikan hati dari pergaulan makhluk, memisahkan diri dari kebiasaan perilaku, menekan sifat-sifat kemanusiaan, menjauhi tuntutan hawa nafsu, menguatkan sifat-sifat ruhani, kecenderungan pada ilmu-ilmu hakikat, menggunakan yang lebih utama dari keabadian, ikhlas terhadap umat, taat kepada Allah secara hakikat, dan mengikuti syariat Rasulullah S.a.w. ( lihat al-Tarifat, hlm. 59-60 ).

Imam Al-Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah menjelaskan arti tasawuf.

طهارة النفس من الأدران المعنوية، والعمل على تهذيب الأخلاق والتقوى من خلال مراقبة الله وتجنب الآثام والذنوب.

Artinya : Mensucikan jiwa dari perilaku buruk, serta berupaya melakukan kesempurnaan akhlak dan takwa dengan tujuan mendekati Allah, serta menjauhi keburukan dan dosa.

Imam Junaidi al-Baghdadi juga telah menjelaskan terminologi tasawuf yaitu.

أن التصوف هو التزام القلب والروح بالقيم الأخلاقية التي تقود إلى رضا الله والابتعاد عن كل ما يشوش هذه العلاقة مع الله

Artinya : bahwa tasawuf itu menetapkan hati dan roh dengan akhlak yang lurus yang bersumber pada ridla Allah dan menjauhi dari segala sesuatu yang merecoki kedekatan dengan Allah.

Tasawuf kemudian masyhur di kalangan umat IsIam kira-kira di abad ke-2 Hijriah, meski praktik tasawuf sudah ada sejak Rosulullah masih hidup, seperti yang dijelaskan beberapa buku sejarah IsIam, sejarah Nabi Muhammad S.a.w dan sejarah para sahabat, antara lain kehidupan tasawuf yang dipraktikkan oleh Salman al-Farisi, Abdullah bin Mas’ud dan termasuk Bilal bin Rabbah. Salman yang mewarisi perilaku qona’ah, Abdullah bin Mas’ud mewarisi sikap jujur, dan Bilal bin Rabbah yang mewarisi sikap ikhlas yang semua itu bersumber dari apa yang diajarkan Rosulullah S.a.w.

Lalu apa arti tarekat, sehingga ada pertanyaan susulan kenapa bertasawuf mesti dengan tarekat, bukankah mandiri menjalankan tasawuf juga bisa.

Tasawuf itu isi ajaran IsIam tentang akhlak, tentang bagaimana mengurusi hal hal yang berkaitan dengan hati, jiwa dan kebatinan agar bisa dekat dengan Tuhan. Untuk menempuh itu harus dengan cara, melewati dengan jalannya, menaikinya dengan tangga maqamat ( tahapan kedekatan dengan Tuhan) itulah kemudian disebut tarekat.

الطريقة هي السيرة المختصة بالسالكين الى الله تعالى من قطع المنازل والترقي في المقامات

Artinya: Jalan yang dikhususkan dengan mendekati Allah dari keterputusan akibat keterjatuhan dan menaiki tangga maqomat ( lihat al-Tarifat, hlm. 141 ).

Tasawuf dan tarekat itu seperti dua mata keping uang yang tidak bisa dipisahkan, karena tarekat cara penerapan ajaran tasawuf dengan benar serta tidak melanggar syariat sedangkan tasawuf itu ajaran Rosulullah S.a.w dalam membimbing umat IsIam agar bisa mencapai ihsan, sehingga umat mampu mencapai keteraturan antara IsIam, iman dan ihsannya.

Tarekat yang mu’tabar dalam perspektif madzhab Ahli Sunnah wal Jamaah itu banyak, yang berkembang di Indonesia hingga sampai 44 tarekat. Arti mu’tabar itu adalah tarekat dengan pengamalan tasawuf itu tidak bertentangan dengan induknya yaitu syariat, secara dalil kuat menurut nash al-Quran dan sunnah Rosulullah S.a.w.

Agar para pengamal tarekat ini tidak saling rebut murid, tidak saling klaim kebenaran, tidak saling mencaci satu sama lainnya, tidak saling kafir mengkafirkan, tidak saling hujat, tidak saling tercerai berai hinga liar dan bebas maka perlu organisasi atau istilah orang pesantren itu jam’iyyah, sedangkan jamaah itu orangnya.

Kebutuhan akan organisasi itu mutlak diperlukan ketika jumlah pengamal tarekat dari tahun ke tahun kian bertambah pesat. Hadirnya Jam’iyyah Ahli Thaoriqah yang digagas di tahun 1957 itu di pesantren Tegal Rejo Magelang kemudian menjadi JATMAN sekarang ini, itu dikhususkan hanya kalangan pengamal tarekat dari warga NU. Sedangkan dari bukan kalangan NU sudah otomatis tidak perlu terikat oleh tarekat.

Jadi, organisasi tarekat itu seperti JATMAN bukan parpol bukan pula organisasi sosial ekonomi, tetapi murni kumpulan ulama tarekat yang berhaluan pada madzhab ahli sunnah wal jamaah. Soal polemik belakangan itu soal tata keorganisasian, soal administrasi hukum serta soal disiplin organisasi, selain itu tidak ada.

Dengan pelaksanaan Kongres sebagaimana yang sudah diatur dalam AD/ART NU itulah untuk memperjelas eksistensi JATMAN sebagai Banom NU. Hanya itu, tidak ada unsur-unsur apapun di balik itu semua, karena dasar tasawuf adalah ikhlas.

Serang 28 Desember 2024