Dari Sabang sampai Merauke, menjadi gambaran sebuah bentangan negeri yang indah, kaya, harmoni dan bersatu dalam damai. Banyak agama dan keyakinan adalah perbedaan yang menyatukan. Banyak bahasa, adat istiadat, karakter adalah perbedaan yang menyamakan satu sama lainnya sebagai bangsa Indonesia yang telah berkomitmen satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yakni Indonesia Satu. Kemudian telah menguatkan dengan konsensus nasional sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menuju Darussalam (negeri kedamaian) yang Tuhan berkati menjadi negeri Baldatun Toyyibatun Wa Robbun Gofur.
Sebagai anak bangsa yang dibesarkan di alam demokrasi, adalah bentangan kebebasan ekspresif dan estetik. Demokrasi akan menyediakan ruang (space) kosong untuk dipenuhi ide dan gagasan memajukan. Tentu konsekuensi logisnya adalah pertentangan paham hal itu akan terjadi meski irisan konfliknya tidak lebar. Sebab tidak semua isi kepala akan sama.
Kita minum air Indonesia menjadi darah kita, kita makan buah-buahan dan beras Indonesia menjadi daging kita, kita menghirup udara Indonesia menjadi napas kita, kita bersujud di atas bumi Indonesia.
Sudah terbangun dibenak sebagian netizen Ade Armando cs. sebagai buzzer Presiden Jokowi, diakui ataupun tidak. Hal itu nampak dari unggahan-unggahan Ade Armando cs. yang masif mendukung, membela bahkan menyerang pengkritik Presiden Jokowi. Dari itu, setiap unggahan Ade Armando Cs bisa disalahpahami netizen sebagai suara istana, atau minimal direstui istana.
Tidak saja Muharram memberi ruang spiritualitas karena bulan tersebut menjadi tonggak terciptanya alam semesta, tonggak terlahirnya manusia-manusia pilihan, bahkan tonggak pengorbanan manusia atas kemuliaan dan perjuangan di jalan yang benar.
Dalam hal pendidikan, Syekh Nawawi sangat menentang komersialisasi pendidikan. Menurut syekh Nawawi pendidikan merupakan tanggung jawab sosial dalam skala besar. Semisal dalam konteks bernegara.
Adalah KH. TB. Achmad Khatib yang diawal kemerdekaan Indonesia 1945 diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Residen Banten, punya ketajaman firasat dan kepekaan atas kondisi negara saat pergolakan DI/TII, sang residen pun telah memanggil perempuan cantik, Bunga Desa kampung Onjong, Ragas Masigit Carenang, meski statusnya janda muda. Perempuan ini bernama Nyai Saunah yang masih famili dengan KH. Fayumi Thowil, ulama besar yang tinggal di Astana Agung Carenang Serang putera dari KH. Arsyad Thowil, pahlawan Geger Cilegon 1888 M.
Perang, bukan hanya bicara merebutkan kekuasaan atas wilayah tertentu, atau pertentangan ideologis, tetapi juga perang adalah bagaimana mempertahankan harga diri, mempertahankan apa yang menjadi haknya, dan upayanya menyelamatkan kemanusiaan dari ketertindasan, kekerasan, penjajahan bahkan serangan wabah yang akan mematikan manusia.
Pemeluk Baha'i adalah warga negara Indonesia, dan kita muslim adalah juga warga negara Indonesia, pada posisi ini kita perlu saling menghormati satu sama lainnya. Soal hidayah itu Tuhan yang berikan, dan kita muslim punya kewajiban menyembahnya sekaligus bermanfaat bagi manusia lainnya "khoiru al-naasi anfa'uhum Li al-naasi".
Masuknya internet ke kehidupan manusia pada Revolusi Industri 4.0 menyebabkan adanya generation gap yang disebabkan oleh segmentasi penggunaan internet oleh generasi tertentu, sehingga membuat teknologi cenderung menguasai kemampuan manusia.