Pada masa selanjutnya Kresek - Tangerang, yang dahulu lebih dikenal sebagai Cakung dan di Makkah di masukan dalam kategori daerah Tanara, melahirkan para tokoh-tokoh yang setia terhadap faham Islam yang diajarkan Walisongo yaitu ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
Yang menjadi daya tarik pasar Kresek di waktu sore banyak terlihat santri baik putra maupun putri yang berlalu lalang, yang demikian itu karena Kresek memang daerah santri. Ada tujuh pesantren yang mengelilingi Pasar Kresek.
Kemerdekaan yang ke-76 tentu kita melihatnya tidak parsial adalah terbebaskannya dari ketertindasan dan belenggu kekejaman sistem penjajahan. Patut disyukuri, hari ini kita menjadi manusia merdeka.
Dari nama-nama kitab yang telah ditulis Kyai Imaduddin menunjukan beliau cukup produktif menyusun kitab dalam bahasa arab. Dan berbagai disiplin ilmu meliputi Nahu, Sharaf, Tasauf, dan Mantik (logika). Ilmu tajwid, faraid tak ketinggalan Ushul dan Tafsir. Hal Ini merupakan sesuatu yang langka dikalangan ulama muda Banten.
Membaca kitab karya KH. Imadudin Usman seperti menyelami bentangan delta yang mengaliri air ke seluruh kanal, topik utamanya adalah Madzhab Ahli Sunnah Wal Jama'ah yang dianut oleh warga Nahdlotul Ulama atau warga Nahdliyyin. Topik ini yang saya ibaratkan sebagai delta-nya. Sebab membedah madzhab Ahli Sunnah Wal Jama'ah, sama halnya membedah landskap ruang dan waktu dari perjalanan masa ke masanya mayoritas umat Islam di dunia.
Kiayi Bunyamin pula mendalami ilmu sufi di hadapan Syekh Astari Cakung, Kresek. Kiayi Bunyamin, mengalami berbagai pengalaman spiritual yang berharga dari guru batinnya ini.
Nama lengkap Beliau ialah; Abū Abdullah al-Muʹṭī Muhammad Nawawi ibn `Umar at-Tanarī al-Bantanī al-Jāwī. Lahir 1230 H. atau 1815 M. di desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten.