Gagasan dan pemikiran Abahyai Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin terkait revitalisasi ekonomi kerakyatan cukup ideal, bahwa: "Membangun yang lemah itu bukan dengan melemahkan yang kuat, apalagi dengan membenturkan yang lemah dengan yang kuat. Membangun yang lemah itu dengan menguatkan yang lemah melalui kolaborasi kemitraan antara yang kuat dengan yang lemah. Sehingga output-nya adalah kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat".
Kini, kita tengah dihadapkan oleh serbuan hoax, isu-isu yang dibuat untuk menimbulkan ketakutan-ketakutan dibalik wabah virus ini (Covid-19 varian delta) seolah untuk memohon rahmat dan kasih sayang-Nya saja kita sampai lupa, seolah pula Tuhan dianggap tidak ada, dianggap juga tidak mengasihi umat manusia. Sehingga nyawa bergelimpangan adalah cermin dari ketidakpedulian Tuhan pada hambanya.
Dalam bahasa Latin, ada istilah “apologus” yang identik dengan makna “narrative” atau “fable”. Bahasa Latin menggunakan kata “excusatio " untuk kata “apology” dalam bahasa Inggris, yang artinya identik dengan permintaan maaf atau penyesalan. Istilah “apologia” dalam bahasa Yunani tampaknya lebih tepat menggambarkan isi buku Bernard Lewis ini.
Sudah menjadi garis hidup kita mengalami musibah, bahaya, malapetaka, sedih, nestapa dan duka cita. Tapi kita pun tentunya tidak menghujat Tuhan karena adanya itu. Sudah sepantasnya dan ini adalah yang penting, bahwa doa menjadi satu-satunya untuk kita panjatkan, agar Allah yang maha besar dengan iradatnya dan rahmatnya menyelamatkan kita dari ganasnya virus ini
Keselamatan bersama adalah tujuan, dan kepentingan apapun dibalik ini harus dilepaskan. Jasad saudara-saudara kita banyak bergelimpangan, korban berjatuhan, ribuan nyawa melayang. Tangis kita pecah, sedih kita melelehkan air mata. Kembalikan ini sebagai ujian Tuhan atas kita.
Berangkat dari tradisi baru yang dibangun, yaitu masuknya ilmu politik dalam kurikulum di pesantren-pesantren, baik sebagai pengantar maupun sebagai bidang kajian tersendiri untuk seterusnya menjadi “kanal“ dalam mewujudkan teologi kebangsaan dengan dasar Islam yang bermadzhab Ahlu Sunnah Wal Jamaah an-Nahdliyah.
Gerakan sosial adalah tindakan-tindakan bersama (collective action) untuk mengadapi tantangan-tantangan kolektif yang didasarkan pada tujuan-tujuan bersama dan solidaritas sosial, dalam interaksi yang berkelanjutan dengan para elit, penentang dan pemegang wewenang.
Oleh: K.H. Imaduddin Utsman (Pengasuh Ponpes Salafiyah Nahdlatul Ulum Cempaka Kresek Tangerang Banten, Ketua RMI PWNU Banten) Ibnu al Qayyim menyebutkan dalam kitab Ahkam Ahl al Dzimmah: وإذا بذلوا ما عليهم من الجزية أو الخراج أو الدية أو الدين أو غيره من عين ما نعتقد نحن محرما ، ولا يعتقدو ن تحريمه كالخمر والخنزير ،...