Tidak disebut pesantren jika isinya bukan santri. Pesantren ya santri, mereka adalah penuntut ilmu agama Islam dari proses ibtida, tsanawi hingga aliyah. Santri ada dalam binaan bukan bahan permainan. Subyektivitas santri sebagai pengkaji kitab kuning benar-benar didalami secara metodologis dan berdasarkan sanad, gampangnya pengetatan disiplin ilmu agama dengan sistem sanad. Santri juga menjadi pusat kegiatan pesantren.
Sikap keras dan memaksa tegaknya formalitas agama (syariat) pada negara bukanlah tumbuh dari akarnya sebagai manusia yang menginginkan beragama secara hanif dan membahagiakan. Tapi justru ingin menarik pesan Tuhan bahwa beragama harus dengan iman, hingga sampai ihsan untuk kemudian kita bersikap muhsin, satu maqom yang perlu kita lalui. Tentu kita paham bahwa sikap seorang yang beriman sangat jauh dari kekerasan dan pemaksaan.
Kini setelah dua dasawarsa ada fenomena baru kepemimpinan MUI Banten masa khidmat 2021-2026, karena ketua umum terpilih KH. TB Hamdi Ma'ani merupakan Sang Kyai lengkap dengan lanskap tradisi santri yang mengitarinya. Beliau merupakan trah ulama kharismatik salah satu pendiri Mathlaul Anwar sekaligus juga yang memelopori kelahiran NU Banten dan pada akhirnya mampu menjadikan Banten sebagai tuan rumah muktamar NU yang dipusatkan di Menes kala itu, kini MALNU.
Liem Kiam Ong adalah seorang keturunan Tionghoa yang punya keterampilan dan kemampuan mendalang, wayang golek yang dibuatnya dan tutur dalam cerita pewayangannya justru menarik simpatik masyarakat. Ia berdakwah dengan cara mendalang. Sebagai muslim tentu ia punya kewajiban untuk berdakwah, meski satu huruf.
Sunan Giri, adalah salah satu dari majlis Wali Songo yang berdakwah dan mengajarkan ilmu agama Islam ke penduduk Nusantara dengan basis penguatan pesantren
Apakah cara keras masih disebut dakwah, ketika targetnya harus mengakui dan mengikuti dengan terpaksa. Ini mungkin dakwah didasari nafsu, terkesan keliru dan salah arah.
Fenomena kebencian dan penghinaan atas NU itu bukan baru-baru ini, tapi hal itu sudah sejak kelahirannya NU selalu dibenci, dikritik dan dihinakan. Entah karena NU selalu kontroversial, ataukah karakternya yang inklusif, moderat dan mengayomi. Seringnya mereka tuduhkan NU sebagai organisasi yang oportunis, munafik dan dlalal (sesat).
NU di Kabupaten Serang tidak bisa hanya dijalankan oleh satu dua orang berdasarkan kemampuannya masing-masing. Energi dari semua Kader NU baik yang di PC, MWC, Ranting, Banom & Lembaga harus dipadukan sehingga akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam menjalankan program dan tujuannya.
Rousseau menentang rencana Voltaire mendirikan sebuah teater di Jenewa (Rousseau bersikeras bahwa teater merupakan sekolah yang membejatkan moral), Rousseau dibenci habis-habisan oleh Voltaire