DNA Abrahamik: Tinjauan Asal Usul Yahudi dan Arab Melalui Y‑Kromosom Haplogroup J1 Dan J2

Posted by: Kang Diens 09-Mar-2025 Tidak ada komentar

Oleh: Didin Syahbudin

Di balik perbedaan budaya dan agama yang tampak jelas, terdapat benang merah genetik yang menyatukan umat manusia. Penelitian genetika modern telah membuka jendela baru untuk memahami asal usul populasi Semitik di Timur Tengah. Salah satu studi penting yang patut dicermati adalah paper Anatole A. Klyosov (2010), yang mengungkap bahwa tanggal nenek moyang bersama (MRCA) terakhir antara orang Yahudi dan Arab tertulis jelas dalam haplotipe Y‑kromosom mereka.

Tinjauan Dari Penelitian Klyosov

Klyosov menggunakan data dari 37-marker dan 67-marker haplotipe untuk menyusun pohon filogenetik dari haplogroup J1 dan J2. Temuannya menunjukkan bahwa untuk subklade J1e*, nenek moyang bersama terakhir orang Yahudi dan Arab hidup sekitar 4300 tahun yang lalu (±500 tahun), sedangkan analisis pada haplogroup J2 menghasilkan estimasi sekitar 4175 tahun sebelum sekarang. Kedua hasil tersebut, meskipun memiliki margin kesalahan, menyiratkan bahwa pemisahan garis keturunan antara Yahudi dan Arab terjadi hampir bersamaan, menandakan bahwa kedua kelompok memiliki akar genetik yang sama.

Studi ini juga menyoroti perbedaan menarik dalam garis keturunan para Cohanim, para imam tinggi dalam tradisi Yahudi. Di salah satu cabang haplogroup J1, nenek moyang bersama para Cohanim diperkirakan hidup sekitar 1070 tahun yang lalu, sementara pada haplogroup J2, angkanya mencapai 3300 tahun. Perbedaan ini mengindikasikan adanya peristiwa penyempitan populasi (population bottleneck) yang berbeda pada kedua garis keturunan, yang menambah kompleksitas dalam narasi asal usul mereka.

Metodologi yang digunakan Klyosov berakar pada prinsip-prinsip kinetika kimia, di mana rata-rata mutasi per marker dikonversi menjadi estimasi waktu menggunakan laju mutasi yang telah dikalibrasi. Metode linier ini, dengan koreksi untuk mutasi balik, menghasilkan angka-angka yang mendekati realitas sejarah. Data genetik yang dihasilkan mendukung hipotesis bahwa asal usul populasi Yahudi dan Arab terutama tercermin dalam haplogroup J1 dan J2.

Implikasi dan Refleksi

Temuan Klyosov mengubah cara kita memahami sejarah kemanusiaan. Data yang disajikannya mendukung gagasan bahwa orang Yahudi dan Arab berasal dari nenek moyang yang sama—sebuah fakta yang mengingatkan kita bahwa, di balik perbedaan permukaan, ada akar yang menyatukan umat manusia. Namun, sebuah pertanyaan muncul: apakah haplogroup G-M201, yang juga ditemukan di wilayah Timur Tengah, merupakan bagian dari garis keturunan nenek moyang Abrahamik?

Berdasarkan bukti ilmiah, jawabannya adalah tidak mungkin. Walaupun haplogroup G-M201 muncul pada sebagian kecil populasi di wilayah tersebut, frekuensinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan haplogroup J1 dan J2. Studi oleh Hammer et al. (1997) dan Nebel et al. (2001) menunjukkan bahwa mayoritas sampel dari populasi Semitik—baik Yahudi maupun Arab—mengandung haplogroup J. Dengan demikian, haplogroup G-M201 lebih merupakan cerminan dari percampuran genetik dengan populasi lain di sekitar Mediterania, bukan penanda utama asal usul yang diwariskan dari nenek moyang Abrahamik.

Klyosov bahkan menyarankan agar “Cohen Modal Haplotype” yang selama ini dikaitkan dengan para imam Yahudi sebaiknya dinamakan ulang sebagai “Abraham Modal Haplotype” untuk mengakui bahwa pola genetik tersebut juga terdapat pada keturunan Arab. Dengan menggunakan Y‑kromosom sebagai “buku catatan” evolusi, kita dapat mengukur waktu dan proses pemisahan garis keturunan secara objektif, sehingga narasi sejarah dapat ditulis ulang dengan bukti ilmiah yang kuat.

Melalui lensa genetika, kita diajak untuk menyadari bahwa perbedaan yang tampak hanyalah lapisan tipis dari sejarah panjang yang menyatukan umat manusia. Data genetik yang disajikan oleh Klyosov mengungkapkan bahwa, meskipun terdapat keragaman yang signifikan, akar yang sama tetap menjadi fondasi bagi garis keturunan yang telah membentuk identitas Yahudi dan Arab. Inilah pesan mendalam dari penelitian tersebut: di balik angka dan grafik, terdapat kisah tentang asal usul, perjalanan, dan persaudaraan yang mengikat seluruh umat manusia.

Referensi Ilmiah:

  • Klyosov, A. A. (2010). Origin of the Jews and the Arabs: Date of their Most Recent Common Ancestor is Written in their Y-Chromosomes – However, There Were Two of Them.
  • Hammer, M. F., Skorecki, K., Selig, S., Blazer, S., Rappaport, B., Bradman, R., … & Warburton, P. J. (1997). Y chromosomes of Jewish priests. Nature, 385(6611), 32.
  • Nebel, A., Filon, D., Weiss, D. A., Weale, M., Faerman, M., Oppenheim, A., & Thomas, M. (2001). The Y chromosome pool of Jews as part of the genetic landscape of the Middle East. American Journal of Human Genetics, 69(3), 1095-1112.


Klyosov, A. A. (2010). Origin of the Jews and the Arabs: Date of their Most Recent Common Ancestor is Written in their Y-Chromosomes – However, There Were Two of Them

Klyosov-2010-Origin-of-the-Jews-and-the-Arabs-Date-of-their-Most-Recent-Common-Ancestor-is-Written-in-their-Y-Chromosomes-However