Dr. KH. M. Abbas Billy Yachsy: PWILS Tembus 7 Juta Anggota, Semangat Kebangsaan Serta Komitmen Menjaga Nusantara

Posted by: Kang Diens 24-Mar-2025 Tidak ada komentar

Cirebon, 22 Maret 2025 – Dalam acara seminar wawasan kebangsaan yang digelar di PP An Nadwah Buntet asuhan KH Abbas Billy Yachsy, beliau menyampaikan bahwa Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWILS) telah menunjukkan keberaniannya dalam menjaga kemurnian sejarah dan perjuangan di Indonesia.

Gus Abbas selaku Ketua Umum, dalam sambutannya yang penuh semangat, menyampaikan bahwa jumlah anggota PWILS telah melampaui 7 juta orang menurut suatu survei, ini adalah angka yang jauh melampaui target awal 2 juta dalam dua tahun terakhir. “Ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata kepercayaan masyarakat terhadap perjuangan yang bersih dan tanpa pamrih,” ujarnya di hadapan hadirin.

Perjuangan Walisongo Indonesia dan Laskar Sabilillah dengan tegas menyoroti distorsi JATMAN serta permasalahan dalam kepengurusannya. Pengurus PWILS dari berbagai daerah aktif menyuarakan keprihatinan mereka terhadap perubahan sejarah JATMAN yang dinilai tidak sesuai fakta. “Kami tidak akan tinggal diam melihat sejarah ditulis ulang secara sepihak dan masalah kepengurusan yang menyimpang dari aturan NU. PWILS hadir untuk menjaga kemurnian ajaran dan kepengurusan sesuai dengan nilai-nilai luhur Walisongo,” imbuhnya dari salah satu pengurus.

Gus Abbas menyampaikan bahwa semangat perjuangan ini disambut dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat, akademisi, para kiai dan tokoh. Beliau pun mengingatkan bahwa PWILS memiliki komitmen kuat untuk menegakkan kebenaran, sehingga pejuangan haqqul dakwah tetap berada dalam jalur yang benar. “Prinsip hubbul watan minal iman (cinta tanah air bagian dari iman) bukan sekadar slogan semata, tapi darah yang mengalir dalam setiap langkah kita,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Beliau juga menegaskan bahwa PWILS tidak akan gentar menghadapi upaya-upaya pemalsuan sejarah dan intervensi asing. Gus Abbas menambahkan dengan kisah seorang ayah yang berani melakukan tes DNA meski berisiko memicu konflik keluarga, demi menegakkan kebenaran.

Beliau menggambarkan ketegasan PWILS dalam membongkar klaim-klaim palsu tentang nasab dan identitas kebangsaan. Gerakan nyata telah dilakukan di berbagai daerah, seperti Demak, Banyumas, Yogyakarta dan daerah lainnya, di mana kader-kader PWILS terbukti aktif mengcounter hal-hal yang dinilai merongrong kedaulatan Indonesia.

“Gir ora minggir, tabrak!” pekik Ketum, mengutip jargon perjuangan yang menjadi pemantik semangat para hadirin. Seruan ini, yang berarti “tidak akan mundur sejengkal pun”, mengingatkan pada keteguhan Nabi Muhammad dalam menghadapi fitnah.

PWILS menyerukan solidaritas tanpa kompromi dalam membangun mentalitas baja generasi muda, sekaligus merancang visi perjuangan jangka panjang 100-200 tahun ke depan sebagai “paku beton peradaban” untuk menjaga NKRI.

“Dukungan dari tokoh, para kiai, akademisi dan masyarakat, semakin memperkuat posisi PWILS sebagai asabiquunal awwalun, yakni pelopor sejati dalam merawat identitas kebangsaan”, tambahnya.

Sambutan ditutup dengan lantunan shalawat dan tepuk tangan gemuruh, mengukuhkan tekad organisasi ini: “Kami akan tetap berdiri tegak, seperti para Wali Songo membangun Nusantara dengan cahaya kejujuran!”, pungkasnya. (DS)