Dari Garis Darah ke Layar Ilmu: Review Terhadap Penelitian Asal Usul Genetik Para Sayyid

Posted by: Kang Diens 11-Mar-2025 Tidak ada komentar

Oleh: Didin Syahbudin

Dalam tradisi keislaman, para sayyid—yang dikenal sebagai keturunan murni Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidah Fatimah dan Sayyidina Ali—dikenal menjadi simbol kehormatan dan keistimewaan. Namun, dalam era genetika modern, seperti paper yang ditulis oleh Anatoly A. Klyosov dan Ramazan G. Luguev (di antara beberapa karya Klyosov yang telah dipublikasikan sejak 2008) sebanyak 18 halaman ini, seperti mengajak kita untuk meninjau ulang narasi tersebut melalui data DNA para sayyid. Terus terang saya tertarik untuk mengetahui bagaimana data STR (short tandem repeat) pada kromosom Y mengungkap kompleksitas garis keturunan para sayyid. Sederhananya, STR digunakan oleh para ahli DNA untuk membedakan individu layaknya sidik jari. Teknik ini sangat berguna dalam forensik, penentuan hubungan keluarga, dan studi asal-usul populasi.

Metodologi dan Temuan Utama

Paper penelitian data para sayyid ini, Klyosov dan rekan-rekannya menggunakan dua set marker genetik—25 dan 37 penanda—untuk menyusun pohon haplotipe yang mencakup sampel dari tiga kelompok, yaitu:

  1. Kelompok Para Sayyid (didominasi haplogroup J1 dan subkelompok J1e),
  2. Kelompok Populasi Arab bukan-sayyid (selain J1 dan J1e),
  3. Dan kelompok komunitas Yahudi (misalnya, “modal haplotipe Cohens”).

Dalam keterangannya, para peneliti menggunakan laju mutasi sekitar 0,00183 per penanda per generasi, penelitian ini menghitung waktu munculnya nenek moyang bersama (MRCA) dengan hasil margin kesalahan yang cukup besar (hasil yang berbeda). Temuan mereka menunjukkan dua garis keturunan paralel:

  1. Satu cabang kelompok sayyid memiliki MRCA sekitar 1600 ± 380 tahun yang lalu—cukup konsisten dengan era Nabi Muhammad SAW dan Ali.
  2. Sementara itu, kelompok cabang lain menunjukkan MRCA yang jauh lebih tua, berkisar antara 2900 hingga 3200 tahun, yang mengindikasikan keterkaitan dengan nenek moyang Arab non-sayyid.

Penelitian ini juga membandingkan data dari komunitas Yahudi, dimana “modal haplotipe Cohens” mengindikasikan MRCA mendekati era Abraham (data genetiknya lebih tua lagi). Perbandingan ini menegaskan bahwa pembentukan identitas etnis dan kultural berlangsung dalam konteks sejarah yang kompleks dan paralel.

Konsep Monogenetik dan Realitas Genetik

Dalam narasi tradisional, para sayyid dianggap monogenetik, yakni seluruh anggota kelompok tersebut diyakini memiliki satu nenek moyang yang sama secara genetik. Saya mengibaratkan konsep ini dengan sebuah pohon keluarga di mana semua cabang berakar pada satu pohon induk. Namun, data yang diungkap oleh Klyosov dan koleganya menunjukkan bahwa kenyataannya jauh lebih bercabang. Meski sebagian sayyid memang menunjukkan garis keturunan yang mendekati narasi tradisional (monogenetik), adanya cabang dengan MRCA yang jauh lebih tua mengungkapkan keragaman yang berbeda dari klaim monogenetik murni.

Pertanyaannya: Lalu Habaib yang ber-Haplogroup G‐M201 dimana posisinya?

Nah ini yang menarik jika kita mau mencari benang merahnya, Hari ini kita tahu ada kelompok habib yang memiliki haplogroup G‐M201. Mereka juga mengklaim sebagai keturunan Nabi melalui Fatimah dan Ali, tapi ternyata telaah keterangan data genetik menunjukkan bahwa profil mereka faktanya berbeda dari mayoritas populasi Arab yang didominasi oleh J1 (alias tidak masuk kriteria sayyid yang diuji lho), ini faktanya:.

  • Para Habib dengan G‐M201 secara data menunjukkan latar belakang paternal yang cenderung berkaitan dengan populasi mereka di wilayah Kaukasus dan Timur Tengah non-Arab. Pendek kata bukan kategori genetik sayyid di dalam paper.
  • Faktanya, dalam konteks penelitian Klyosov, kelompok habib ini tidak termasuk dalam analisis utama karena marker yang digunakan berfokus pada haplogroup J1 dan turunannya yang dominan.

Rasanya sangat logis jika melihat bahwa keberadaan habib yang berhaplogrup G‐M201 justru menambah dimensi baru dalam pembuktian tentang keotentikan garis keturunan (nasab), meskipun faktanya para peneliti genetik tidak memasukannya dalam penelitian sayyid. Konsekwensi logisnya, hal ini menegaskan bahwa klaim habib jelas harus diuji secara spesifik dengan pendekatan yang sesuai, bukan sekedar klaim belaka, karena yang dikenal sayyid secara tradisional di timur tengah saja ternyata hasilnya berbeda (ada yang bukan monogenetik murni).

Kesimpulan

Dari paper kali ini yang ditulis oleh Anatoly A. Klyosov, Ramazan G. Luguev, dan rekan-rekannya, jelas bahwa narasi tradisional mengenai monogenetik para sayyid sangat bisa ditinjau kembali secara genetik. Hasilnya ada kelompok yang menunjukkan MRCA yang sesuai dengan era Nabi, juga keberadaan cabang dengan nenek moyang yang lebih tua.
Kemudian perbedaan genetik yang ditunjukkan oleh genetic para habib dengan haplogroup G‐M201, mengungkap kompleksitas baru yang tidak bisa dibiarkan. Hal ini mengajak kita untuk membuka ruang dialog antara data ilmiah dan nilai-nilai tradisional, sehingga identitas dan legitimasi harus dilihat secara komprehensif, tidak hanya dilihat dari klaim garis darah, melainkan juga dari konteks science, sejarah dan kultural yang lebih luas.

Referensi Ilmiah:

  • Adamov, D.S. & Klyosov, A.A. (2009). Penentuan usia populasi dengan haplotipe STR kromosom Y. Bagian 2. Kesalahan perhitungan. Buletin Akademi DNA-Silsilah Rusia, 2(1), 93-103.
  • Klyosov, A.A. (2008a). Panduan untuk menghitung waktu ke nenek moyang bersama haplotipe kromosom Y dan tabel mutasi balik. Buletin Akademi DNA-Silsilah Rusia, 1(5), 812-835.
  • Klyosov, A.A. (2008b). Teka-teki dari “haplotipe modal dari keluarga Cohen”. Buletin Akademi DNA-Silsilah Rusia, 1(3), 490-513.
  • Klyosov, A.A. (2008c). Ketentuan dasar DNA-Genealogi (kromosom Y), mutasi tingkat, kalibrasi dan contoh perhitungan. Buletin Akademi DNA-Silsilah Rusia, 1(2), 252-348.
  • Hammer, M.F., et al. (2009). Haplotipe kromosom Y diperluas menyelesaikan garis keturunan yang beragam dan unik dari keimaman Yahudi. Human Genetics, 126(5), 707-717.
  • Klyosov, A.A. (2008a). Asal-usul orang Yahudi melalui silsilah DNA. Prosiding Akademi DNA Rusia, 1(1), 54-232.
  • Klyosov, A.A. (2008b). Silsilah DNA, laju mutasi, dan beberapa bukti yang tertulis dalam kromosom Y Historis. Nature Precedings, hdl:10101/npre.2008.2733.1.
  • Klyosov, A.A. (2009). Silsilah DNA, tingkat mutasi, dan beberapa bukti sejarah yang tertulis dalam kromosom Y I. Prinsip-prinsip dasar dan metode. Journal of Genealogy Genetics, 5, 186-216.
2_7_2009-Did-the-Seyyids-descend-from-the-genealogical-line-of-the-Prophet-en-US-1